Contoh Makalah Anak SD, Jangan Abaikan Shalat 5 Waktu
Makalah Anak SD tentang 'Jangan Abaikan Shalat Lima Waktu' khusus ditulis untuk para siswa/i SD dan SMP sebagai tugas belajar pendidikan Agama Islam. Tulisan ini hanya 'isi' untuk Makalah kalian yang bertemakan tentang pendidikan Agama Islam, sedangkan sampul, daftar isi dan kesimpulan bisa adik-adik sesuaikan sendiri.
Latar Belakang Tetang Shalat 5 Waktu
Satu peristiwa besar dan penting bagi umat Islam adalah Isra dan Mi’raj. Dalam peristiwa tersebut, Rasulullah saw diperjalankan dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Jerusalem, serta dari Qubbah As Sakhrah menuju Sidratul Muntaha. Banyak hikmah yang terdapat dalam peristiw Isra dan Mi’raj tersebut, yang salah satunya turunnya perintah wajib shalat lima waktu.
Shalat lima waktu merupakan bagian penting bagi umat Islam. Selain sebagai pembeda antara umat Islam dengan umat beragama lainnya, shalat juga merupakan salah satu rukun Islam, yang menjadi tiang bagi umat muslim dalam menjalankan keislamannya.
Dari ‘Abdullah bin ’Umar ra, Rasulullah saw bersabda,
“Islam dibangun atas lima perkara, yaitu : (1) bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, (2) mendirikan shalat, (3) menunaikan zakat, (4) naik haji ke Baitullah -bagi yang mampu-, (5) berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadist lainnya, Rasulullah saw bersabda, “Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Kewajiban menjalankan shalat lima waktu dan shalat sebagai tiang agama, sudah diketahui oleh umat muslim. Namun, kenyataannya, ternyata amatlah berat untuk istiqamah melaksanakan kewajiban lima kali dalam sehari tersebut. Dalam kondisi sekarang, ketika kesibukan menjadi pembenaran, meninggalkan shalat telah menjadi hal biasa. Lalai terhadap shalat pun seolah menjadi lumrah.
Dari ‘Abdullah bin ’Umar ra, Rasulullah saw bersabda,
“Islam dibangun atas lima perkara, yaitu : (1) bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, (2) mendirikan shalat, (3) menunaikan zakat, (4) naik haji ke Baitullah -bagi yang mampu-, (5) berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadist lainnya, Rasulullah saw bersabda, “Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Kewajiban menjalankan shalat lima waktu dan shalat sebagai tiang agama, sudah diketahui oleh umat muslim. Namun, kenyataannya, ternyata amatlah berat untuk istiqamah melaksanakan kewajiban lima kali dalam sehari tersebut. Dalam kondisi sekarang, ketika kesibukan menjadi pembenaran, meninggalkan shalat telah menjadi hal biasa. Lalai terhadap shalat pun seolah menjadi lumrah.
Banyak umat muslim yang melaksanakan shalat tidak tepat waktu, tetapi di akhir waktu. Shalat dilaksanakan hanya untuk mengugurkan kewajiban, bukan sebagai kebutuhan, sehingga terkesan asal melaksanakan. Banyak alasan yang menyertai sebagai pembenaran perilaku tersebut. Misalnya sibuk dengan pekerjaan, pakaian tidak suci, akhir waktu shalat masih lama, dan alasan-alasan lainnya.
Bisa dibayangkan, jika kewajiban melaksanakan shalat sebanyak limapuluh kali sehari, seperti yang awalnya diperintahkan, akan sangat banyak umat Islam yang tidak mampu melaksanakannya. Padahal, shalat lima waktu adalah tolak ukur ibadah seseorang.
Hadits Riwayat at-Thabrani menjelaskan:
“Amal pertama kali yang akan dihisab untuk seorang hamba di hari kiamat nanti adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya. Dan, jika shalatnya buruk, rusaklah semua amalnya.” (HR. Thabrani)
Sebagai suatu kewajiban, shalat lima waktu harus dilaksanakan. Berdosa jika sengaja ditinggalkan. Orang sakit dan musafir pun tidak luntur kewajibannya. Allah memberikan kemudahan kepada mereka dalam melaksanakan shalat fardhu. Ini menandakan betapa pentingnya ibadah shalat lima waktu ini.
Oleh karena itu, ibadah shalat lima waktu jangan pernah ditinggalkan. Niat yang kuat akan menjadi pendorong bagi setiap muslim untuk melaksanakan shalat lima waktu tepat pada waktunya. Hiruk-pikuknya kenikmatan dunia yang sementara, angan sampai melenakan kita akan urusan akhirat yang kekal. Berikan waktu dan upaya terbaik kita untuk melaksanakan kewajiban utama kita sebagai muslim.
Bisa dibayangkan, jika kewajiban melaksanakan shalat sebanyak limapuluh kali sehari, seperti yang awalnya diperintahkan, akan sangat banyak umat Islam yang tidak mampu melaksanakannya. Padahal, shalat lima waktu adalah tolak ukur ibadah seseorang.
Hadits Riwayat at-Thabrani menjelaskan:
“Amal pertama kali yang akan dihisab untuk seorang hamba di hari kiamat nanti adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya. Dan, jika shalatnya buruk, rusaklah semua amalnya.” (HR. Thabrani)
Sebagai suatu kewajiban, shalat lima waktu harus dilaksanakan. Berdosa jika sengaja ditinggalkan. Orang sakit dan musafir pun tidak luntur kewajibannya. Allah memberikan kemudahan kepada mereka dalam melaksanakan shalat fardhu. Ini menandakan betapa pentingnya ibadah shalat lima waktu ini.
Oleh karena itu, ibadah shalat lima waktu jangan pernah ditinggalkan. Niat yang kuat akan menjadi pendorong bagi setiap muslim untuk melaksanakan shalat lima waktu tepat pada waktunya. Hiruk-pikuknya kenikmatan dunia yang sementara, angan sampai melenakan kita akan urusan akhirat yang kekal. Berikan waktu dan upaya terbaik kita untuk melaksanakan kewajiban utama kita sebagai muslim.
Klipping Tentang: Jenis-Jenis Bencana Alam dan Contohnya
Jangan sampai perjalanan Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad saw diperingati hanya sebagai hari libur di kalender. Tapi, jadikan setiap moment peringatan Isra dan Mi’raj sebagai penanda evaluasi shalat kita selama ini dan selalu meningkatkan semangat dalam beribadah shalat penuh hikmah, yang salah satunya adalah sebagai berikut:
“Tidaklah seorang Muslim menghadiri shalat wajib lalu menyempurnakan wudhu, khusuk dan rukuknya melainkan shalat itu menjadi penghapus dosa-dosa yang lalu selama ia tidak mengerjakan dosa besar.” (HR Muslim).
“Tidaklah seorang Muslim menghadiri shalat wajib lalu menyempurnakan wudhu, khusuk dan rukuknya melainkan shalat itu menjadi penghapus dosa-dosa yang lalu selama ia tidak mengerjakan dosa besar.” (HR Muslim).
catatan: Kesimpulan bisa adik-adik rangkum sendiri sesuai dengan isi latar belakang tulisan ini. Demikian semoga bermanfaat.
Sumber Ref: syaamilquran.com
0 komentar:
Post a Comment